KONSEP DASAR PENYAKIT HEPATITIS
1. Pengertian Hepatitis
Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).
Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, hepatitis B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ).
Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari. Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Hepatitis B
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C, seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik. Semoga pengetahuan ini bisa berguna bagi Anda dan dapat Anda teruskan kepada saudara ataupun teman Anda.
2. Epidemiologi/Insiden Kasus
Virus hepatitis B ditemukan diseluruh dunia tetapi beberapa regional
digolongkan daerah endemic virus hepatitis B yakni Asia dan Afrika sehingga
upaya penapisan di daerah endemic perlu lebih ketat. Virus hepatitis B
merupakan DNA hepadnavirus yang menjadi penyebab utama hepatitis(radang hati)
akut, dan ganguan hati sangat serius yang dikenal dengan sirosis kronis dan
hepatobiliar carcinoma.
Masa inkubasi virus hepatitis 1 sampai 6 bulan. Virus hepatitis dianggap karsinogen kedua setelah rokok penyebab kanker pada manusia. Menurut Laporan Centre of Desease Control(CDC) selama tahun 1990-1998 terjadi penurunan insiden sampai 50 persen kasus hepatitis B dari beberapa tahun sebelumnya. Penyakit Hepatitis B hanya 50 persen saja yang menimbulkan keluhan radang akut dan tanda kuning sedangkan sebagian lainya tidak menampakkan keluhan dan keadaan ini sangat berbahaya karena dapat menularkan pada kelompok lain. Diperkirakan diseluruh populasi dunia ada sekitar 1 juta orang bersifat carrier kronik.
Masa inkubasi virus hepatitis 1 sampai 6 bulan. Virus hepatitis dianggap karsinogen kedua setelah rokok penyebab kanker pada manusia. Menurut Laporan Centre of Desease Control(CDC) selama tahun 1990-1998 terjadi penurunan insiden sampai 50 persen kasus hepatitis B dari beberapa tahun sebelumnya. Penyakit Hepatitis B hanya 50 persen saja yang menimbulkan keluhan radang akut dan tanda kuning sedangkan sebagian lainya tidak menampakkan keluhan dan keadaan ini sangat berbahaya karena dapat menularkan pada kelompok lain. Diperkirakan diseluruh populasi dunia ada sekitar 1 juta orang bersifat carrier kronik.
3. Penyebab
a. Virus
Type A
|
Type B
|
Type C
|
Type D
|
Type E
|
|
Metode transmisi
|
Fekal-oral melalui orang lain
|
Parenteral seksual, perinatal
|
Parenteral jarang seksual, orang ke orang, perinatal
|
Parenteral perinatal, memerlukan koinfeksi dengan type
B
|
Fekal-oral
|
Keparah-an
|
Tak ikterik dan asimto- matik
|
Parah
|
Menyebar luas, dapat berkem-bang sampai kronis
|
Peningkatan insiden kronis dan gagal hepar akut
|
Sama dengan D
|
Sumber virus
|
Darah, feces, saliva
|
Darah, saliva, semen, sekresi vagina
|
Terutama melalui darah
|
Melalui darah
|
Darah, feces, saliva
|
b. Alkohol
Menyebabkan alkohol
hepatitis dan selanjutnya menjadi alkohol sirosis.
c. Obat-obatan
Menyebabkan toksik untuk hati, sehingga sering disebut hepatitis toksik dan
hepatitis akut.
4. Patologi/Patofisiologi Terjadinya Penyakit
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi
virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia.
Unit fungsional dasar dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena
memiliki suplai darah sendiri. Sering dengan berkembangnya inflamasi pada
hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan terhadap suplai darah
normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan kerusakan sel-sel
hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang dari
tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang
sehat. Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh
dengan fungsi hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan
suhu badan dan peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak
nyaman pada perut kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan
adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun
jumlah billirubin yang belum mengalami konjugasi (pengikatan) masuk ke dalam
hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel hati dan duktuli empedu
intrahepatik, maka terjadi kesukaran pengangkutan billirubin tersebut didalam
hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal konjugasi. Akibatnya
billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus, karena terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli, empedu
belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini
terutama disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi
bilirubin.—parenkim hati
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat
(abolis). Karena bilirubin
konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap.
Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan
garam-garam empedu —ureum— dalam darah yang akan menimbulkan gatal-gatal pada
ikterus.
5. Klasifikasi
Hepatitis A
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Seringkali infeksi hepatitis A pada anak-anak tidak menimbulkan gejala, sedangkan pada orang dewasa menyebabkan gejala mirip flu, rasa lelah, demam, diare, mual, nyeri perut, mata kuning dan hilangnya nafsu makan. Gejala hilang sama sekali setelah 6-12 minggu. Orang yang terinfeksi hepatitis A akan kebal terhadap penyakit tersebut. Berbeda dengan hepatitis B dan C, infeksi hepatitis A tidak berlanjut ke hepatitis kronik.
Masa inkubasi 30 hari.Penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi feces pasien, misalnya makan buah-buahan, sayur yang tidak dimasak atau makan kerang yang setengah matang. Minum dengan es batu yang prosesnya terkontaminasi.
Saat ini sudah ada vaksin hepatitis A, memberikan kekebalan selama 4 minggu setelah suntikan pertama, untuk kekebalan yang panjang diperlukan suntikan vaksin beberapa kali. Pecandu narkotika dan hubungan seks anal, termasuk homoseks merupakan risiko tinggi tertular hepatitis A.
Hepatitis B
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.
Gejala mirip hepatitis A, mirip flu, yaitu hilangnya nafsu makan, mual, muntah, rasa lelah, mata kuning dan muntah serta demam. Penularan dapat melalui jarum suntik atau pisau yang terkontaminasi, transfusi darah dan gigitan manusia.
Pengobatan dengan interferon alfa-2b dan lamivudine, serta imunoglobulin yang mengandung antibodi terhadap hepatitis-B yang diberikan 14 hari setelah paparan.
Vaksin hepatitis B yang aman dan efektif sudah tersedia sejak beberapa tahun yang lalu. Yang merupakan risiko tertular hepatitis B adalah pecandu narkotika, orang yang mempunyai banyak pasangan seksual.
Mengenai hepatitis C akan kita bahas pada kesempatan lain.
Hepatitis D
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Hepatitis D Virus ( HDV ) atau virus delta adalah virus yang unik, yang tidak lengkap dan untuk replikasi memerlukan keberadaan virus hepatitis B. Penularan melalui hubungan seksual, jarum suntik dan transfusi darah. Gejala penyakit hepatitis D bervariasi, dapat muncul sebagai gejala yang ringan (ko-infeksi) atau amat progresif.
Hepatitis E
Gejala mirip hepatitis A, demam pegel linu, lelah, hilang nafsu makan dan sakit perut. Penyakit yang akan sembuh sendiri ( self-limited ), keculai bila terjadi pada kehamilan, khususnya trimester ketiga, dapat mematikan. Penularan melalui air yang terkontaminasi feces.
Hepatitis F
Baru ada sedikit kasus yang dilaporkan. Saat ini para pakar belum sepakat hepatitis F merupakan penyakit hepatitis yang terpisah.
Hepatitis G
Gejala serupa hepatitis C (bisa menjadi kronik), seringkali infeksi bersamaan dengan hepatitis B dan/atau C. Tidak menyebabkan hepatitis fulminan ataupun hepatitis kronik. Penularan melalui transfusi darah jarum suntik.
6. Gejala klinis
Masa tunas
Virus
A
: 15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus
B
: 40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus
berlangsung sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul),
nausea, vomitus, perut kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan
pegal-pegal terutama di pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore
hari, suhu badan meningkat sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari,
pusing, nyeri persendian. Keluhan gatal-gatal mencolok pada hepatitis virus B.
Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu
badan disertai dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan
sklera yang terus meningkat pada minggu I, kemudian menetap dan baru berkurang
setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai gatal-gatal pasa seluruh badan,
rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2 minggu.
Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di
ulu hati, disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah
timbulnya masa ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa
segar kembali, namun lemas dan lekas capai.
7. Pemeriksaan Fisik
Gejala phrase pre-ikterik
Badan terasa tidak enak, capai, lesu, kurang tenaga, lemah
Tidak nafsu makan, mual, muntah, yang kadang-kadang karena makanan yang
berlemak.
Tidak enak merokok
Abdomen kanan atas nyeri
Diare atau sembelit
Nyeri menyeluruh (terutama pada otot)
Demam (sering hepatitis S)
Sakit kepala diatas mata (sering pada hepatitis A)
8. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
a.
Pemeriksaan pigmen
- urobilirubin direk
- bilirubun serum total
- bilirubin urine
- urobilinogen urine
- urobilinogen feses
b.
Pemeriksaan protein
- protein totel serum
- albumin serum
- globulin serum
- HbsAG
c.
Waktu protombin
- respon waktu
protombin terhadap vitamin K
d.
Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
- AST atau SGOT
- ALT atau SGPT
- LDH
- Amonia serum
Radiologi
- foto rontgen abdomen
- pemindahan hati denagn preparat technetium, emas, atau rose
bengal yang berlabel radioaktif
- kolestogram dan kalangiogram
- arteriografi pembuluh darah seliaka
Dan lain-lain
Salah satu pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk diagnosis hepatitis
adalah pemeriksaan dengan USG (ultrasonografi). USG adalah alat yang digunakan
untuk mengetahui adanya kelainan pada organ dalam. USG hati (liver)
dilakukan jika pemeriksaan fisik kurang mendukung diagnosis, sedangkan keluhan
klinis pasien dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan hal sebaliknya. Jadi
pemeriksan USG dilakukan untuk memastikan diagnosis kelainan hati (liver).
Melalui pemeriksaan USG hati, dapat dilihat adanya pembesaran hati serta
ada tidaknya sumbatan saluran empedu. Pembesaran hati (liver)
dilihat dengan mengamati bagian tepi hati. Tepi hati (liver)
yang tumpul menunjukkan adanya pembesaran hati (liver).
Selain untuk melihat ada tidaknya fibrosis (jaringan ikat), USG juga dapat
digunakan untuk melihat peradangan hati (liver)
dengan mengamati densitas (kepadatan) hati (liver)
yang lebih gelap.
USG hanya dapat melihat kelainan pada hepatitis kronis atau sirosis. Pada hepatitis
akut atau pada proses awal penyakit yang belum mengakibatkan kerusakan
jaringan, pemeriksaan USG tidak akurat. Pemeriksan USG juga dapat digunakan
untuk mengungkap diagnosis lain yang terkait kelainan hati (liver), seperti tumor hati (liver),
abses hati (liver), radang empedu, dan lain-lain.
9. Theraphy / Tindakan Penanganan
Saat ini telah banyak
jenis pengobatan yang diberikan pada pasien penyakit hepatitis.
Pengobatan yang diberikan dapat berupa tindakan medis (kedokteran) maupun non
medis. Tindakan non medis antara lain adalah akupunktur, akupresure,
reflesiologi, pengobatan herbal, dan lain-lain. Tindakan non medis ini dapat
diberikan sebagai tindakan komplementer dari tindakan medis ataupun alternatif.
Terapi secara medis dapat
berupa terapi suportif, simtomatis dan kausatif. Terapi suportif adalah
terapi yang membantu agar fungsi-fungsi penting tubuh tetap bekerja dengan
baik. Terapi simtomatis diberikan pada pasien untuk meringankan gejala
penyakit. Sedangkan terapi kausatif berguna untuk menghilangkan penyebab
dari penyakit hepatitis
itu sendiri, biasanya berupa antivirus pada kasus penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus.
Terapi medis untuk kasus hepatitis
B kronis bertujuan untuk menekan replikasi virus hepatitis
B (VHB). Tujuan jangka pendek pengobatan ini adalah membatasi
peradangan hati dan memperkecil kemungkinan fibrosis (jaringan ikat) pada hati
maupun sirosis. Sementara tujuan jangka panjangnya adalah mencegah meningkatnya
kadar serum transminase dan komplikasi hepatitis yang lebih buruk.
Terapi medis yang biasa
diberikan pada penderita penyakit hepatitis
diantaranya adalah:
Komplikasi
Hepatitis
merupakan salah satu penyakit yang menjadi awal mula timbulnya penyakit yang
mengganggu fungsi organ hati. Hepatitis merupakan jenis penyakit yang dapat
menyerang siapa saja tanpa pandang bulu. Sebenarnya penyakit
hepatitis ini tidak cukup berbahaya apabila mendapat
penangganan secara cepat dan sesuai dengan standar prosedur pengobatan yakni
dengan caa pemberian vaksinasi.
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya
hepatitis. Berikut akan diulas beberapa faktor kompilikasi lainnya yang dapat
menyebabkan hepatitis itu dapat terjadi, diantaranya:
1. Hepatitis yang diakibat mengkonsumsi alkohol
Telah diketahui bahawa minuman beralkohol
dengan sejala jenis dan merk mengandung bahan atau zat kimia yang tentunya
dapat merusak fungsi organ tubuh salah satunya organ hati. Dengan kandungan
bahan atau zat kimia yang terkandung dalam alkohol dapat menyebabkan kerusakan
pada fungsi organ hati.
Zat kimia yang tertelan dan mengendap dalam
tubuh akan terurai dan zat kimia kemudian akan menyebar dan masuk ke seluruh
jaringan tubuh yang bersifat racun dan merusak sel-sel dari fungsi kerja organ
hati. Untuk itulah disarankan untuk tidak mengkonsumsi minuman beralkohol
dengan segala jenis yang hanya menyebabkan kerusakan dan menjadi sebuah sumber
penyakit.
2. Hepatitis akibat dari konsumsi obat-obatan
atau zat kimia
Zat kimia yang terkandung dalam obat dapat
menyebabkan timbulnya masalah yang cukup serius yang kemudian akan
mengakibatkan reaksi kimia yang dapat melukai dan menjadi infeksi virus
hepatitis. Reaksi yang timbul dari obat-obat kimia akan berlangsung secara
bertahap dan terdeteksi dalam kurun waktu 2-6 minggu setelah pemakaian obat.
Namun gejala dan reaksi kimia dari konsumsi obat akan menghilang apabila
konsumsi atau pembrian obat dihentikan. Namun adapula yang sudah mengakibatkan
kerusakan fungsi dari organ hati yang cukup serius dan sudah terlanjur parah.
Gambar : Skema Patofisiologis Hepatitis
Berikut ini ada beberapa jenis obat yang
berhubungan langsung dan memberi pengaruh pada fungsi organ hati dan sel-sel
hati (liver) antara lain :
a. Haloten, merupakan jenis obat yang biasa
digunakan sebagai obat bius.
b. Isoniasid, merupakan jenis obat antibiotik
untuk penyakit TBC.
c. Metildopa, merupakan jenis obat anti
hipertensi
d. Fenitoin dan Asam Valproat, merupakan jenis
obat yang biasa digunakan sebagai obat anti epilepsi atau ayan.
e. Parasetamol, merupakan jenis obat yang biasa
diberikan dalam resep dokter sebagai pereda dan penurun demam. Parasetamol
adalah jenis obat yang aman, jika dikonsumsi dalam dosis yang tepat. Namun jika
berlebihan akan menyebabkan sirosis (kerusakan hati) yang cukup parah bahkan
sampai menyebabkan kematian.
f. Selain jenis obat diatas adapula jenis obat
lainnya yang dapat merusak fungsi hati, seperti alfatoksin, arsen, karboijn tetraklorida,
tembaga dan vinil klorida.
3. Hepatitis akibat komplikasi penyakit lain
Beberapa penyakit ataupun gangguan metabolisme
tubuh juga dapat menyebabkan komplikasi pada hati (liver), seperti diabetes
mellitus, hiperlipidemia (kelebihan kadar lemak dalam darah) dan obesitas
(kegemukan) juga memberi dampak pada timbulnya penyakit hati (liver).
Ketiga penyebab tersebut dapat memberi beban
pada fungsi dan kinerja hati untuk memproses metabolisme lemak. Kemudian akan
timbul gangguan pada fungsi organ hati misalnya kebocoran sel-sel hati yang
kemudian berlanjut pada kerusakan dan terjadi peradagan hati yang disebut
dengan Steathepatitis. Steathepatitis ini umumnya disebabkan oleh pola makan
dan gaya hidup yang salah menjadi penyebab awal dari steathepatitis.
Penyebab penyakit hati atau liver ini harus
segera ditangani dimulai dari penangganan terhadap dari 3 penyakit yang dapat
menyertai penyebab timbulnya penyakit gangguan fungsi hati seperti yang
disebutkan. Langkah pertama adalah mengatasi penyakit diabetes mellitus dengan
melakukan pengobatan diet rendah gula, pemberian insulin atau obat anti
diabetes.
Bagi penderita hiperlipidemia atau kelebihan
kadar lemak dalam darah dapat melakukan pengobatan dengan mengikuti diet
makanan rendah lemak dan konsumsi obat penurun kadar lemak (hipolipidemik).
Terakhir untuk obesitas dengan mengikuti program penurunan berat badan dengan
cara yang sehat secara bertahap.
Apabila ketiga penyakit tersebut dapat
ditangani, mengecilkan kemungkinan dari resiko terserang penyakit gangguan pada
fungsi organ hati.
4. Hepatitis autoimun (sistem kekebalan tubuh
yang karena kelainan genetik)
sistem kekebalan tubuh karena kelainan genetik
yang dapat beresiko menyerang sel atau jaringan organ hati (liver). Selain
karena faktor kelainan genetik dapat pula diakibatkan karena adanya virus
ataupun zat kimia tertentu.
Nama saya Rebecca dan sudah 2 bulan sejak dr. Iyabiye menyelamatkan saya dari hepatitis kronis b. Saya menderita penyakit itu untuk waktu yang lama, perut saya bengkak dan sakit di sekujur tubuh. Saya memanggilnya dan dia memberi saya obatnya dan setelah saya minum obat, saya sembuh. Saya di sini untuk mengucapkan terima kasih dan memberi tahu orang-orang bahwa hepatitis dapat disembuhkan. Hubungi dia di: iyabiyehealinghome@gmail.com Hubungi / whtsapp: +2348072229413
BalasHapus