Minggu, 28 April 2013

Campak


BAB I
PENDAHULUAN
  
1.1              Latar Belakang
Kesehatan merupakan fenomena yang kompleks. Sepeti yangdidefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),kesehatan adalah suatukeadaan sejahtera fisik,mental dan social yang komplet dan bukan semata-mataterbebas dari penyakit. Selain definisi luas ini, kesehatan secara tradisional dinilaidengan memperhatikan mortalitas(kematian) dan morbiditas(kesakitan) selama periode tertentu. Oleh karena itu, keseimbangan antara kesejahteraan fisik,mental dan social serta keberadaan penyakit menjadi indicator utama kesehatan.
 Dalamrangka menuju masyarakat yang adil dan makmur maka pembangunan dilakukandisegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang merupakan bagian integral dari penbangunan nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula.Hal ini telah digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa, sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuanhidup sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat menwujudkan derajatkesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umumdari tujuan pembangunan nasional. Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatanmempunyai arti yang penting dalam kehidupan nasional, khususnya didalammemelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai keberhasilan tersebuterat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya manusiasebagai modal dasar pembangunan nasional.Anak adalah anggota unit keluarga yang sangat penting. Anak-anak bukanorang dewasa kecil,namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan kebutuhanyang unik. Banyak hal yang mengakibatkan masalah kesehatan pada anak.Misalnya saja pada penyakit Morbili. Morbili dalam bahasa latinnya disebutrubeolla. Sementara dalam bahasa Inggris adalah measles. Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah Indonesianya adalah campak.
 Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium , yaitu stadium prodormal(kataral), stadium erupsi dan stadium konvalisnsi, yang dimanifestasikan dengandemam, konjungtivitis dan bercak koplik. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupadengan campak ringan , scarlet,pembesaran nyeri limpa nadi. Makalah ini akanmenjelaskan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan penyakit Morbili.





1.2         Ruang Lingkup Masalah
 Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam makalah ini yakni :
1.Apakah yang dimaksut dengan morbili itu ?
2.Bagaimanakah etiologi penyakit morbili ?
3.Bagaimanakah epidemiologi dari penyakit morbili?
4.Bagaimana patofisiologi dari penyakit morbili?
5.Jelaskan manifestasi klinis dari penyakit morbili ?
6.Apa sajakah komplikasi dari penyakit morbili ?
7.Bagaimanakah asuhan keperawatan pada anak      penderita morbili?



1.3 Tujuan Penulisan
a.Untuk mengetahui definisi dari penyakit morbili.

b.Untuk mengetahui etiologi dari penyakit morbili;

c.Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit morbili;

d.Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit morbili;

e.Untuk mengtahui manifestasi klinis dari penyakit morbili;

f.Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit morbili;

g.Untuk mengatahui asuhan keperawatan pada anak penderita penyakitmorbili.















BAB II
LANDASAN TEORITIS

A.    Konsep Dasar Medis

2.1.1 Definisi

Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3 stadium yaitu (1)Stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah pajanan pertama terhadap virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak bergejala, (2)Stadium prodromal yang menunjukkan gejala demam, konjungtivitis, pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya enantem pada mukosa (bercak Koplik), dan (3)Stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya ruam makulopapular yang didahului dengan meningkatnya suhu badan (Phillips, 1983)
Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi sekitar 3000-4000 per tahun demikian pula frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 174. Namun case fatality rate telah dapat diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak menderita campak adalah <12>
Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak (Rampengan, 1997).
2.1.2 Etiologi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat dalam sekret nasofaringdan darah selama masa prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.Virus ini berupa virus RNA yang termasuk family Paramiksoviridae, genusMorbilivirus. Cara penularannya dengan droplet infeksi.



  2.1.3 Patofisiologi
Campak merupakan infeksi virus yang sangat menular, dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi utama infeksi virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus pertama pada saluran nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah penyebaran pertama virus campak ke jaringan limfatik regional yang menyebabkan terjadinya viremia primer. Setelah viremia primer, terjadi multiplikasi ekstensif dari virus campak yang terjadi pada jaringan limfatik regional maupun jaringan limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi virus campak juga terjadi di lokasi pertama infeksi.
Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia sekunder yang ekstensif dan menyebabkan terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit, konjungtiva, dan saluran nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya dapat terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan virus dalam darah, saluran nafas, dan organ lain mencapai puncaknya dan kemudian jumlahnya menurun secara cepat dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak akan bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit, dan makrofag (Cherry, 2004).
Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media, dan lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenovirus dan herpes virus pneumonia dapat terjadi pada kasus campak (Soedarmo dkk., 2002).
Tabel 1. Patogenesis infeksi campak tanpa penyulit
Hari
Manifestasi
0
Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring atau kemungkinan konjungtiva
Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus
1-2
Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional
2-3
Viremia primer
3-5
Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh
5-7
Viremia sekunder
7-11
Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran nafas
11-14
Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain
15-17
Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang

2.1.4 Manifestasi klinis
Stadium inkubasi
Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak menampakkan gejala sakit.
Stadium prodromal
Manifestasi klinis campak biasanya baru mulai tampak pada stadium prodromal yang berlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala klinik khas berupa batuk, pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan fotofobia dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada konjungtuva dapat menjadi penunjang diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan menghilang bila seluruh bagian konjungtiva telah terkena radang
Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke-10±1 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa bukal di depan gigi geraham bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga mulut seperti palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 – 2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18 jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.
Stadium erupsi        
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5˚C. Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di kaki, ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan munculnya (Phillips, 1983).
Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan tampak memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak berwarna kecokelatan yang tidak memudar bila ditekan. Seiring dengan masa penyembuhan maka muncullah deskuamasi kecokelatan pada area konfluensi. Beratnya penyakit berbanding lurus dengan gambaran ruam yang muncul. Pada infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga menutupi seluruh bagian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah penderita juga menjadi bengkak sehingga sulit dikenali.
2.1.5 Pemeriksaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar