Minggu, 05 Mei 2013
Kamis, 02 Mei 2013
Senin, 29 April 2013
Minggu, 28 April 2013
Campak
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kesehatan
merupakan fenomena yang kompleks. Sepeti yangdidefinisikan oleh Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO),kesehatan adalah suatukeadaan sejahtera fisik,mental dan
social yang komplet dan bukan semata-mataterbebas dari penyakit. Selain definisi luas
ini, kesehatan secara tradisional dinilaidengan memperhatikan
mortalitas(kematian) dan morbiditas(kesakitan) selama periode tertentu. Oleh karena itu,
keseimbangan antara kesejahteraan fisik,mental dan social serta keberadaan penyakit menjadi indicator utama kesehatan.
Dalamrangka menuju masyarakat yang adil dan makmur
maka pembangunan dilakukandisegala bidang. Pembangunan bidang kesehatan yang
merupakan bagian integral dari penbangunan
nasional yang secara keseluruhannya perlu digalakkan pula.Hal ini telah
digariskan dalam sistem kesehatan nasional antara lain disebutkan bahwa,
sebagai tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuanhidup
sehat bagi setiap penduduk atau individu agar dapat menwujudkan derajatkesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umumdari tujuan
pembangunan nasional. Selanjutnya pembangunan dibidang kesehatanmempunyai arti yang penting
dalam kehidupan nasional, khususnya didalammemelihara dan meningkatkan kesehatan. Untuk
mencapai keberhasilan tersebuterat kaitannya dengan pembinaan
dan pengembangan sumber daya manusiasebagai modal dasar pembangunan nasional.Anak
adalah anggota unit keluarga yang sangat penting. Anak-anak bukanorang dewasa
kecil,namun individu khusus dengan pikiran, tubuh, dan kebutuhanyang unik. Banyak hal yang
mengakibatkan masalah kesehatan pada anak.Misalnya saja pada
penyakit Morbili. Morbili dalam bahasa latinnya disebutrubeolla. Sementara dalam
bahasa Inggris adalah measles. Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah Indonesianya
adalah campak.
Morbili
adalah penyakit virus akut, menular yang
ditandai dengan 3 stadium , yaitu stadium prodormal(kataral), stadium
erupsi dan stadium konvalisnsi, yang dimanifestasikan dengandemam, konjungtivitis
dan bercak koplik. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai dengan gejala-gejala
utama ringan, ruam serupadengan campak ringan , scarlet,pembesaran nyeri limpa
nadi. Makalah ini akanmenjelaskan Asuhan Keperawatan pada Anak dengan
penyakit Morbili.
1.2
Ruang Lingkup Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan
masalah dalam makalah ini yakni :
1.Apakah yang dimaksut dengan
morbili itu ?
2.Bagaimanakah etiologi
penyakit morbili ?
3.Bagaimanakah epidemiologi dari
penyakit morbili?
4.Bagaimana patofisiologi dari
penyakit morbili?
5.Jelaskan manifestasi klinis dari
penyakit morbili ?
6.Apa sajakah komplikasi dari
penyakit morbili ?
7.Bagaimanakah asuhan keperawatan
pada anak penderita morbili?
1.3 Tujuan Penulisan
a.Untuk mengetahui definisi dari penyakit
morbili.
b.Untuk mengetahui etiologi dari penyakit
morbili;
c.Untuk mengetahui epidemiologi dari penyakit
morbili;
d.Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit
morbili;
e.Untuk mengtahui manifestasi klinis dari
penyakit morbili;
f.Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit
morbili;
g.Untuk mengatahui asuhan keperawatan pada
anak penderita penyakitmorbili.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A.
Konsep Dasar Medis
2.1.1 Definisi
Campak atau
morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3 stadium yaitu
(1)Stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah pajanan
pertama terhadap virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak
bergejala, (2)Stadium prodromal yang menunjukkan gejala demam, konjungtivitis,
pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya enantem pada mukosa (bercak
Koplik), dan (3)Stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya ruam
makulopapular yang didahului dengan meningkatnya suhu badan (Phillips, 1983)
Angka kejadian
campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai 2002 masih tinggi sekitar 3000-4000
per tahun demikian pula frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak
meningkat dari 23 kali per tahun menjadi 174. Namun case fatality rate telah
dapat diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak menderita campak adalah
<12>
Transmisi
campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui droplet dari
penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala. Penderita masih
dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan hingga 5 hari
setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan seumur hidup
bila telah sekali terinfeksi oleh campak (Rampengan, 1997).
2.1.2 Etiologi
Penyebabnya adalah virus
morbili yang terdapat dalam sekret nasofaringdan darah selama masa prodormal
sampai 24 jam setelah timbul bercak-bercak.Virus ini berupa virus RNA
yang termasuk family Paramiksoviridae, genusMorbilivirus. Cara penularannya dengan droplet infeksi.
2.1.3
Patofisiologi
Campak
merupakan infeksi virus yang sangat menular, dengan sedikit virus yang
infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi utama infeksi
virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus pertama pada
saluran nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah penyebaran
pertama virus campak ke jaringan limfatik regional yang menyebabkan terjadinya
viremia primer. Setelah viremia primer, terjadi multiplikasi ekstensif dari
virus campak yang terjadi pada jaringan limfatik regional maupun jaringan
limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi virus campak juga terjadi di lokasi
pertama infeksi.
Selama lima
hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia sekunder yang ekstensif dan
menyebabkan terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit, konjungtiva, dan
saluran nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi organ lainnya
dapat terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan virus dalam
darah, saluran nafas, dan organ lain mencapai puncaknya dan kemudian jumlahnya
menurun secara cepat dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama infeksi virus campak
akan bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit, dan makrofag
(Cherry, 2004).
Daerah epitel
yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan memberikan kesempatan
serangan infeksi bakteri sekunder berupa bronkopneumonia, otitis media, dan
lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenovirus dan herpes virus pneumonia dapat
terjadi pada kasus campak (Soedarmo dkk., 2002).
Tabel 1.
Patogenesis infeksi campak tanpa penyulit
Hari
|
Manifestasi
|
0
|
Virus campak
dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring atau kemungkinan
konjungtiva
Infeksi pada
sel epitel dan multiplikasi virus
|
1-2
|
Penyebaran
infeksi ke jaringan limfatik regional
|
2-3
|
Viremia
primer
|
3-5
|
Multiplikasi
virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi pertama, dan pada
RES regional maupun daerah yang jauh
|
5-7
|
Viremia
sekunder
|
7-11
|
Manifestasi
pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran nafas
|
11-14
|
Virus pada
darah, saluran nafas dan organ lain
|
15-17
|
Viremia
berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
|
2.1.4 Manifestasi klinis
Stadium
inkubasi
Masa inkubasi
campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari). Walaupun pada masa ini
terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif, penderita tidak
menampakkan gejala sakit.
Stadium
prodromal
Manifestasi
klinis campak biasanya baru mulai tampak pada stadium prodromal yang
berlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala klinik khas
berupa batuk, pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi konjungtiva dan
fotofobia dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak Koplik. Garis
melintang kemerahan yang terdapat pada konjungtuva dapat menjadi penunjang
diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan menghilang bila seluruh
bagian konjungtiva telah terkena radang
Koplik spot
yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul pada hari ke-10±1
infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar butiran pasir
dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat hemoragik.
Tersering ditemukan pada mukosa bukal di depan gigi geraham bawah tetapi dapat
juga ditemukan pada bagian lain dari rongga mulut seperti palatum, juga di
bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 – 2 hari sebelum
timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18 jam kemudian.
Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya menjadi hiperemis
dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.
Stadium erupsi
Pada campak
yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi yaitu pada saat
stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan pernafasan dan
saat suhu berkisar 39,5˚C. Ruam pertama kali muncul sebagai makula yang tidak
terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas
rambut. Kemudian ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah,
leher, lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam akan
menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan terakhir kaki, yaitu
sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di kaki, ruam pada
wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai dengan urutan
munculnya (Phillips, 1983).
Saat awal ruam
muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan tampak memutih dengan
penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak berwarna kecokelatan yang
tidak memudar bila ditekan. Seiring dengan masa penyembuhan maka muncullah
deskuamasi kecokelatan pada area konfluensi. Beratnya penyakit berbanding lurus
dengan gambaran ruam yang muncul. Pada infeksi campak yang berat, ruam dapat
muncul hingga menutupi seluruh bagian kulit, termasuk telapak tangan dan kaki.
Wajah penderita juga menjadi bengkak sehingga sulit dikenali.
2.1.5
Pemeriksaan
Nifas Di Rumah
TINDAKAN LANJUT
ASUHAN NIFAS DI RUMAH
Pelayanan nifas adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca
persalinan oleh tenaga kesehatan. masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu lamanya. Dalam masa nifas ini,
bidan mempunyai peran dan tanggung jawab untuk mendeteksi komplikasi pada ibu
untuk melihat perlu atau tidaknya rujukan, memberikan konseling kepada ibu dan
keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
memfasilitasi hubungan dan ikatan batin antara ibu dan bayinya, memulai dan mendorong
pemberian ASI.
Bidan di komunitas
dapat memberikan asuhan keida selama masa nifas melalui kunjungan rumah, yang
dapat dilakukan pada hari ke tiga, minggu kedua dan minggu keenam setelah
persalinan, untuk membantu ibu dalam proses pemulihan ibu dan memperhatikan
kondisi bayi terutama penanganan tali pusat atau rujukan komplikasi yang
mungkin terjadi pada masa nifas, serta memberikan penjelasan mengenai masalah
kesehatan secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.
JADWAL KUNJUNGAN RUMAH
Kunjungan rumah postpartum dilakukan sebagai suatu tindakan untuk
pemeriksaan postpartum lanjutan. Apa pun sumbernya, kunjungan rumah
direncanakan untuk bekerjasama dengan keluarga dan dijadwalkan berdasarkan
kebutuhan. Pada program yang terdahulu, kunjungan bisa dilakukan sejak 24 jam
setelah pulang. Jarang sekali suatu kunjungan rumah ditunda sampai hari ke tiga
setelah pulan kerumah. Kunjungan berikutnya direncanakan di sepanjang minggu
pertama jika diperlukan.
Semakin meningkatnya angka kematian ibu di Indonesia pada saat nifas
(sekitar 60%) mencetuskan pembuatan program dan kebijakan teknis yang lebih
baru mengenai jadwal kunjungan masa nifas. Paling sedikit empat kali dilakukan
kunjungan masa nifas untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, juga untuk
mencegah, mendeteksi, dan menangani ,masalah-masalah yang terjadi.
Jadwal Kunjungan Rumah
Kunjungan dilakukan
paling sedikit 4 kali selama ibu dalam masa nifas. Kegiatan yang dilakukan
selama kunjungan meliputi pencegahan, pendeteksian, dan penanganan masalah yang
terjadi pada masa nifas
Kunjungan ke I
Dilakukan pada 6 – 8 jam setelah ibu melahirkan
Cegah dan deteksi adanya perdarahan
Lakukan konseling untuk mencegah perdarahan
Lakukan hubungan antara ibu dan bayi, motivasi insiasi dini serta jaga bayi
dari keadaan hipotermi
Kunjungan ke II
Kunjungan ke dua pada ibu nifas dilakukan enam hari setelah persalinan
Bertujuan untuk memastikan involusi berjalan normal, tanda-tanda infeksi
dan perdarahan
Nutrisi dan istirahat adequate
ASI optimal dan konseling mengenai asuhan bayi
Kunjungan ke III
Dilakukan dua minggu setelah ibu melahirkan
Mengevaluasi perjalanan postpartum, kesejahteraan ibu dan bayi
Mengevaluasi kemajuan psikologi ibu terhadap peran baru dan pengalaman
persalinan
Eratkan hubungan saling percaya dan konseling sesuai kebutuhan
Kunjungan ke IV
Kuunjungan akhir pada ibu nifas, dilakukan pada minggu ke enam setelah ibu
melahirkan
Melakukan evaluasi normalitas puerperium
Identifikasi kebutuhan ibu terutama mengenai kontrasepsi
Keuntungan dan
keterbatasan
Kunjungan rumah
postpartum memiliki keuntungan yang sangat jelas karena membuat bidan dapat
melihat dan berinteraksi dengan anggota keluarga di dalam lingkungan yang alami
dan aman. Bidan mampu mengkaji kecukupan sumber yang ada di rumah, demikian
pula keamanan di rumah dan di lingkungan sekitar. Kedua data tersebut
bermanfaat untuk merencanakan pengajaran atau konseling kesehatan. Kunjungan
rumah lebih mudah dilakukan untuk mengidentifikasi penyesuaian fisik dan
psikologis yang rumit.
Selain keuntungan,
kunjungan rumah postpartum juga memiliki keterbatasan yang masih sering
dijumpai, yaitu sebagai berikut.
Besarnya biaya untuk mengunjungi pasien yang jaraknya jauh.
Terbatasnya jumlah bidan dalam memberi pelayanan kebidanan.
Kekhawatiran tentang keamanan untuk mendatangi pasien di daerah tertentu
ASUHAN LANJUT MASA NIFAS DIRUMAH
1. Asuhan
NIfas Selama 2-6 hari dan 2-6 minggu setelah kelahiran
Asuhan nifas dilakukan selama 2-6 hari setelah melahirkan dan 2-6 minggu
setelah melahirkan bertujuan untuk :
Memastikan bahwa ibu sedang dalam proses penyembuhan yang aman.
Memastikan bahwa bayi sudah bisa menyusu tanpa kesulitan dan bertambah
berat badannya
Memastikan bahwa ikatan bayi anatara ibu dan bayi sudah terbentuk
Memprakatsai penggunaan kontrasepsi
Menganjurkan ibu membawa bayinya untuk control (ke rumah sakit/ rumah
bersalin atau posyandu)
Evaluasi dan asuhan pada ibu dalam masa nifas 2-6 hari dan 2-6 minggu
postpartum dapat dilakukan dengan pengambilan riwayat dan pemeriksaan fisik
pada ibu.
Adapun
komponen-komponen riwayat ibu yang perlu diketahui adalah menanyakan :
Bagaimana perasaan ibu, termasuk mood (suasana hati) dan perasaannya
menjadi orang tua
Keluhan atau masalah yang dirasakan saat ini
Apakah ada keluhan saat buang air kecil atau buang air besar
Perasaan ibu tentang persalinan dan kelahiran bayinya
Atau memberi penjelasan tentang kelahiran: adakah komplikasi, laserasi,
episiotomy?
Suplemen zat besi: adakah ibu makan tablet?
Pemberian ASI : apakah berhasil, atau ada kesulitan?
Berikut adalah
langkah-langkah pengambilan riwayat pada hari ke 2-6 dan minggu ke 2-6
postpartum, adalah :
Sambut ibu dan perkenalkan diri
Tanyakan apa yang dirasakan ibu
Tanyakan tentang keluhan dan hal yang ingin ibu ketahui
Tanyakan tentang kelahiran :
1) Siapa yang memberi asuhan
2) Dimana ibu melahirkan
3) Komplikasi selama hamil, bersalin dan setelah melahirkan
4) Jenis persalinan apakah spontan, vacuum, seksio
5) Robekan atau episiotomy
Tanyakan apakah ibu mengkonsumsi zat besi
Tanyakan apakah ibu mengkonsumsi obat-obatan lain
Tanyakan apakah ibu mempunyai kartu imunisasi TT
Tanyakan tentang diet ibu:
1) Apa yang ibu makan?
2) Berapa sering ibu makan?
3) Apakah ibu mengkonsumsi suplemen?
4) Apakah ibu letih, mengantuk, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, mual dan
muntah?
Tanyakan pada ibu mengenai kelangsungan hidup ibu :
1) Kenyamanan fisik
2) Kenyamanan emosi
Tanyakan mengenai penggunaan kontrasepsi
Tanyakan mengenai tanda-tanda bahaya :
1) Kelelahan, kesulitan tidur
2) Demam
3) Nyeri atau terasa panas waktu buang air kecil
4) Sembelit, hemoroid
5) Sakit kepala terus menerus, nyeri bengkak
6) Nyeri abdomen
7) Cairan vagina yang berbau busuk
8) Payudara sangat sakit saat disentuh, pembengkakan, puting pecah-pecah
9) Kesulitan dalam menyusui
10) Kesedihan
11) Merasa kurang mampu
merawat bayi
12) Bagaimana penglihatan?
Pemeriksaan fisik
Komponen-komponen
pemeriksaan fisik pada masa nifas 2-6 hari dan 2-6 minggu yang perlu diketahui
adalah :
Kesehatan/ penampilan umum ibu
Tanda-tanda vital
Payudara: kekenyalan, suhu,warna merah, nyeri puting atau pecah-pecah
ujungnya
Abdomen : tinggi fundus, kekokohan, kelembutannya
Lokia : warna, banyaknya, bekuan, baunya
Perineum : edema, peradangan, jahitan, nanah
Tungkai/ betis : tanda-tanda Homan, gumpalan darah pada otot yang
menyebabkan nyeri
Langkah-langkah
pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan pada hari ke 2-6 han minggu ke 2-6
postpartum, adalah sebagai berikut :
Amati penampilan umum dan emosi ibu
Pemeriksaa tanda-tanda vital (suhu, TD, nadi)
Jelaskan pada ibu tujuan pemeriksaan
Lakukanpemeriksaan payudara:
1) Minta ibu berbaring
dengan lengan kiri diatas kepala, selanjutnya palpasi payudara kiri secara
sistematis sampai aksila (ketiak), catat apakah ada massa, benjolan yang besar,
pembengkakan atau abses
2) Ulangi prosedur
tersebut untuk lengan kanan dan palpasi payudara kanan sampai ke aksila.
Lakukan pemeriksaan abdomen :
1) Periksa bekas luka, bila operasi seksio caesaria
2) Palpasi untuk mendeteksi ada tidaknya uterus diatas pubis
3) Palpasi untuk mendeteksi massa, kelembekan
Lakukan pemeriksaan kaki :
1) Periksa kaki
2) Adanya vena varises
3) Kemerahan pada betis
Adanya edema pada tulang kering, pergelangan kaki, dan kaki (perhatikan
tingkat piting edema, bila ada)
Kenakan kembali sarung tangan bersih
Bantu ibu untuk posisi litotomi. Lakukan pemeriksaan perineum dan jelaskan
prosedurnya
periksa perineum untuk melihat penyembuhan-penyenbuhan dari laserasi dan
penjahitan episiotomy
Perhatikan warna, konsistensi dan bau lokia
Beritahukan pada ibu tentang temuan-temuannya
Lepaskan sarung tangan dan taruh dalam cairan chlorine 0,5%
Tekuk kaki ibu. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda Homan/ nyeri betis
Cuci tangan
Adapun langkah-langkah pemeriksaan fisik postpartum dengan cara lainnya
dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Persiapan alat
1) Spigmomanometer
2) Stetoskop
3) Thermometer
4) Refeks hammer
5) Satu pasang sarung tangan
6) Kapas sublimat dalam tempatnya
7) 1 buah bengkok
8) 1 buah alat karet (bila perlu)
b. langkah-langkah pemeriksaan fisik
1) Cuci tangan
2) Tanyakan keluhan ibu: anjurkan ibu untuk buang air kecil terlebih dahulu
3) Periksa tanda-tanda vital
4) Perhatikan keadaan umum ibu
5) Pemeriksaan fisik head to toe:
a) Daerah kepala termasuk wajah
b) Leher
c) Daerah dada:
I. Auskultasi: cor-pulmonale (jantung-paru)
II.
Inspeksi: kebersihan, letak payudara, ada tidak pembengkakan, hiperpigmentasi, dan hipervaskularisasi,
integritas kulit, putting menonjol,/ rata/ masuk
III.
Palpasi: ada pembengkakan, benjolan, tenderness pada payudara, ada
pembengkakan atau tidak pada kelenjar limfe di aksila
IV.
Stimulasi ASI: periksa apakah ASI (+) dengan menekan daerah areola kea rah
putting. Perhatikan jumlah dan jenis ASI
d) Daerah abdomen:
I. Inspeksi: bentuk perut(buncit/ rata), integritas kulit, strial, kebersihan
II.
Auskultasi: bising usus
III.
Perkusi: ada tidak kembung
IV.
Palpasi: keadaan tonus otot, uterus: tinggi fundus uterus(ukur dengan jari),
posisi uterus, kontraksi, kandung kemih: kosong/ penuh
e) Daerah genitalia:
I. Atur posisi ibu, minta ibu membuka pakaian dalam
II.
Gunakan sarung tangan. Lakukan vulva hygiene bila perlu dengan posisi
litotomi
III. Inspeksi daerah perineum: ada tidaknya edema pada vulva, kebersihannya
IV. Periksa pengeluaran lokia: jenis, jumlah, konsistensi dan bau
V.
Validasi bentuk luka episiotomy, periksa adanya REEDA(redness, echymosis,
edema, discharge, approximate) pada luka episiotomy
f) Bagian ekstremitas:
I. Inspeksi: bentuk kaki, kebersihan, integritas kulit, ada tidak varises
II. Palpasi:
ada tidak edema, tanda Homan/ kelembaban betis dengan cara: ulurkan kaki, tahan
lutut ibu dengan tangan kiri bian/ perawat, tangan kanan pemeriksa melakukan
gerakan dorsofleksi kaki ibu, tanda Homan(+) bila terasa nyeri
6) Rapikan pakaian dan posisi ibu
7) Cuci tangan
8) Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu
9) Catat semua hasil pemeriksaan
10) Lakukan penyuluhan kesehatan yang relevan
dengan kondisi ibu
2.
Asuhan Nifas Berikutnya, berdasarkan rumusan kunjungan 2 dan 3: 6 hari dan
2 minggu setelah persalinan
Program dan kebijakan
teknis yang disampaikan pada buku acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, 2006 menganjurkan bahwa pada kunjungan 2 dan 3 yaitu 6 hari
setelah persalinan dan 2 minggu setelah persalinan petugas kesehatan melakukan
hal-hal berikut ini:
1) Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan abnormal
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan, dan istirahat
4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
5) Memberikan konseling pada ibu menegenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3.
Asuhan Nifas pada Kunjungan Terakhir Setelah Persalinan
Tujuan dari kunjungan
terakhir ini, pada dasarnya untuk:
1) Menanyakan pada ibu mengenai penyulit-penyulit yang ibu alami atau bayi
alami
2) Memberikan konseling untuk KB secara dini serta memberikan metode yang
menjadi pilihannya.
PENYULUHAN MASA NIFAS
1. Nutrisi
Ibu Menyusui Harus :
a)
Mengonsumsi tambahan kalori, 500 kalori tiap hari
b)
Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,dan vitamin yang
cukup
c)
Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
d)
Tablet zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari
pascapersalinan.
e)
Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) untuk memberi asupan vitamin A juga
kepada bayinya, yaitu dengan melalui ASI-nya.
2. Suplement zat besi/ vit A
Ibu nifas hendaknya
mengkonsumsi zat besi selama 4 minggu, untuk memulihkan
kondisi ibu. Sumber zat besi antara lain : kuning telur, hati,daging, kerang, ikan, sayuran hijau dll.Hendaknya
ibu nifas dapat minum kapsul vit A ( 200.000 unit).c.
3. Kebersihan diri/bayi
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
a. Perawatan Perineum
1) Mengajarkan
ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air. Bersihkan daerah di
sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus. Nasihatkan kepada ibu untuk membersihkan
vulva setiap kali selesai BAK/BAB. Jika terdapat luka episiotomi sarankan untuk
tidak menyentuh luka.
2) Sarankan ibu
untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain
dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah
matahari atau disetrika.
3) Sarankan ibu
untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya
b. Pakaian
Sebaiknya,
pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi
keringat menjadi banyak (di samping urin). Produksi keringat yang tinggi
berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil. Sebaiknya pakaian
agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan
kering.Demikian juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi
iritasi pada daerah sekitarnya akibat lochea.
c. Kebersihan
rambut
Setelah bayi
lahir mungkin ibu akan mengalami kerontokan pada rambut akibat gangguan
perubahan hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan
normal. Namun akan pulih kembali setelah beberapa bulan. Cuci rambut
dengan conditioner yang cukup,lalu sisir menggunakan sisir yang lembut. Hindari
penggunaan pengering rambut.
d. Kebersihan
kulit
Setelah
persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan
kembali melalui air seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada
wajah, kaki, betis dan tangan ibu. Oleh karena itu,dalam minggu-minggu pertama
setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat yang lebih banyak dari
biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
e. Perawatan
Payudara
Perawatan yang
dilakukan terhadap payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan
mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga memperlancar pengeluaran susu.
Lakukan perawatan payudara secara teratur, Perawatan payudara hendaknya dimulai
sedini mungkin, yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali
sehari.
4. Istirahat/tidur
o Istirahat membantu mempercepat proses
involusi uterus dan mengurangi perdarahan, memperbanyak jumlah pengeluaran ASI
dan mengurangi penyebab terjadinya depresi.
o Anjurkan ibu agar istirahat cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
o Sarankan ibu untuk kembali ke
kegiatan-kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang
atau beristirahat selagi bayi tidur.
o Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
o Sarankan ibu untuk kembali melakukan
kegiatan rumah tangga secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
istirahat selagi bayi tidur.
o Kurang istirahat akan mempengaruhi
ibu dalam beberapa hal:
Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
Memperlambat proses involusi uterus dan
memperbanyak perdarahan
Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.
5. Pemberian ASI
Peranan awal
bidan dalam mendukung pemberian ASI adalah :
1.
Meyakinkan bahwa bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya.
2.
Membantu ibu sedemikian rupa sehingga ia mampu menyusui bayinya sendiri.
Bidan dapat
memberikan dukungan dalam pemberian ASI, dengan :
1.
Membiarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam
pertama.
2.
Mengajarkan cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah
umum yang timbul.
3.
Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI.
4.
Menempatkan bayi didekat ibu pada kamar yang sama (rawat gabung).
5.
Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin.
6.
Memberikan kolustrum dan ASI saja.
7.
Menghindari susu botol dan “dot empeng”.
Membiarkan
bayi bersama ibunya segera sesudah lahir selama beberapa jam pertama.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
Bayi mulai meyusu sendiri segera setelah lahir sering disebut dengan inisiasi menyusu dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini. Hal ini merupakan peristiwa penting, dimana bayi dapat melakukan kontak kulit langsung dengan ibunya dengan tujuan dapat memberikan kehangatan. Selain itu, dapat membangkitkan hubungan/ ikatan antara ibu dan bayi. Pemberian ASI seawal mungkin lebih baik, jika memungkinkan paling sedikit 30 menit setelah lahir.
Mengajarkan
cara merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mencegah masalah umum yang
timbul.
Tujuan dari
perawatan payudara untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya
saluran susu, sehingga pengeluaran ASI lancar. Perawatan payudara dilakukan
sedini mungkin, bahkan tidak menutup kemungkinan perawatan payudara sebelum
hamil sudah mulai dilakukan. Sebelum menyentuh puting susu, pastikan tangan ibu
selalu bersih dan cuci tangan sebelum menyusui. Kebersihan payudara paling
tidak dilakukan minimal satu kali dalam sehari, dan tidak diperkenankan mengoleskan
krim, minyak, alkohol ataupun sabun pada puting susunya.
Membantu ibu
pada waktu pertama kali memberi ASI.
Membantu ibu
segera untuk menyusui bayinya setelah lahir sangatlah penting. Semakin sering
bayi menghisap puting susu ibu, maka pengeluaran ASI juga semakin lancar. Hal
ini disebabkan, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk
segera mengeluarkan hormon oksitosin yang bekerja merangsang otot polos untuk
memeras ASI. Pemberian ASI tidak terlepas dengan teknik atau posisi ibu dalam
menyusui.
6. Latihan/senam nifas
Segera lakukan
senam kegel pada hari pertama postpartum bila memang memungkinkan. Meskipun
kadang-kadang sulit untuk secara mudah mengaktifkan otot-otot dasar panggul ini
selama hari pertama atau kedua, anjurkanlah agar ibu tersebut tetap mencobanya
Senam Kegel (untuk dasar panggul) :
Lakukan senam
ini kapan saja, tidak akan ada orang yang tau atau melihat anda melakukannya.
Lakukanlah sampai 100 kali dalam sehari. Untuk mengkontraksikan pasangan
otot-otot ini, bayangkanlah bahwa anda sedang BAK dan lalu anda anda tiba-tiba
menahannya ditengah-tengah itulah ototnya. Atau bayangkan bahwa dasar panggul
merupakan sebuah elevator; secara perlahan anda menjalankannya sampai lantai 2
lalu kemudian ke lantai 3 dan seterusnya, dan kemudian balik turun secara
perlahan. Begitulah cara melatih otot-otot tersebut.
Manfaat senam Kegel
Senam Kegel akan membantu penyembuhan postpartum
dengan jalan membuat kontraksi dan pelepasan secara bergantian pada otot-otot
dasar panggul adalah, yaitu:
1)
Membuat jahitan jahitan lebih merapat
2)
Mempercepat penyembuhan
3)
Meredakan haemoroid
4)
Meningkatkan pengendalian atas urin
Caranya :
Berdiri dengan
tungkai dirapatkan. Kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5
hitungan. Kendurkan dan ulangi lagi latihan sebanyak 5 kali.
Mengencangkan otot-otot abdomen :
Otot-otot
abdomen setelah melahirkan akan menunjukkan kebutuhan perhatian yang paling
jelas. Mengembalikan tonus otot-otot abdomen merupakan tujuan utama dari senam
dalam masa postpartum.
Secara Umum :
Pada
minggu-minggu pertama para ibu sering mengalami penegangan yang terasa sakit
dipunggung atas yang disebabkan oleh payudara yang berat serta pemberian ASI
yang sering terpaksa dilakukan dengan posisi yang kaku dan lama diperhatikan.
Senam tangan dan bahu secara teratur sangat penting untuk mengendurkan
ketegangan ini, dan juga dengan menggunakan gerakan tubuh yang baik, sikap yang
baik serta posisi yang nyaman pada waktu memberi ASI.
Delapan gerakan dalam senam nifas yaitu:
1)
Pernafasan perut
2)
Sentuh lutut
3)
Memutar kedua lutut
4)
Putar tungkai
5)
Pernafasan abdomen campuran dan supine pelvic
6)
Angkat bokong
7)
Memutar satu lutut
8)
Angkat tangan
7. Hubungan seksual
a) Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami-istri begitu darah berhenti
dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jari kedalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu darah berhenti dan ibu tidak merasakan ketidaknyamanan, inilah saat yang
aman untuk memulai melakukan hubungan suami-istri kapan saja ibu siap.
b) Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
masa waktu tertentu. Misalnya, setelah 40 hari atau 6 minggu setelah
persalinan. Keputusan mulainya hubungan seksual bergantung pada pasangan yang
persangkutan.
Keluarga berencana
a) Idealnya, pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka
ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan dapat membantu
merencanakan keluarganya dengan mengjarkan kepada mereka cara mencegah
kehamilan yang tidak di inginkan.
b) Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur atau ovulasi sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode amenore
laktasi dapat digunakan sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya
kehamilan baru. Resiko cara ini adalah sebesar 2% terjadi kehamilan.
c) Terkait dengan metode KB, hal berikut sebaiknya dijelaskan terlebih dahulu
kepada ibu.
1) Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya
2) Kelebihan atau keuntungan
3) Kekurangan
4) Efek samping
5) Bagaimana menggunakan metode ini
6) Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita pascapersalinan yang
menyusui
d) Jika seorang ibu atau pasangan telah memilih
metode KB tertentu, sebaiknya untuk bertemu dengannya lagi dalam 2 minggu untuk
mengetahui apakah ada masalah bagi pasangan dan apakah metode tersebut bekerja
dengan baik.
8. Tanda-tanda bahaya
Tanda-tanda bahaya yang
perlu diperhatikan pada masa nifas adalah:
1) Demam tinggi hingga melebihi 38°C
2) Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba betambah banyak (lebih
dari perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut 2 kali
dalam setengah jam), disertai gumpalan darah yang besar-besar dan berbau busuk.
3) Nyeri perut hebat/ rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung, serta
ulu hati.
4) Sakit kepala parah/ terus menerus dan pandangan nanar/ masalah penglihatan
5) Pembengkakan pada wajah, jari-jari atau tangan
6) Rasa sakit, merah atau bengkak dibagian betis atau kaki
7) Payudara membengkak, kemerahan, lunak disertai demam
8) Putting payudara berdarah atau merekah, sehingga sulit untuk menyusui
9) Tubuh lemas dan terasa seperti mau pingsan, merasa sangat letih atau nafas
terengah-engah
10) Kehilangan nafsu makan
dalam waktu lama
11) Tidak bisa buang air
besar selama tiga hari atau rasa sakit waktu buang air kecil
12) Merasa sangat sedih
atau tidak mampu mengasuh bayinya atau diri-sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, Eny Retna, dkk,2010, Asuhan Kebidanan Nifas, Jogyakarta: nucha
medika
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri, Jakarta:EGC
http://lodging2010.com/asuhan-postnatal-di-komunitas/
SOAL
1.
Seorang
bidan datang kerumah NY. L yaitu tepat pada minggu ke enam setelah NY. L
melahirkan. Berdasarkan kasus diatas, bidan melakukan kunjungan ulang….
a.
Kunjungan
ke I
b.
Kunjungan ke II
c.
Kunjungan
ke III
d.
Kunjungan
ke IV
e.
Kunjungan
ke V
2.
Berdasarkan
kasus diatas merupakan kunjungan tentang, kecuali….
a.
Merupakan
akhir pada ibu nifas
b.
Merupakan
kunjungan pertama pada ibu nifas
c.
Melakukan
evaluasi normalitas puerperium
d.
Indentifikasi
kebutuhan ibu terutama mengenai kontrasepsi
e.
Merupakan
kunjungan ke tiga
3.
Seoarang
bidan mendatangi rumah pasien yang jaraknya cukup jauh, sehingga bidan
mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Kasus diatas merupakan…..
a.
Kerugian
pada pasien
b.
Kerugian
pada bidan
c.
Kerugian
pada keluarga pasien
d.
Kerugian
pada keluarga bidan
e.
Keuntungan
pada bidan
4.
Seorang
ibu memberi tahu keluhan pada bidan bahwa setelah seminggu melahirkan ibu
sering kelelahan, dan kesulitan tidur. Dari kasus tersebut merupakan….
a.
Tanda-
tanda bahaya pada saat persalinan
b.
Tanda-
tanda bahaya setelah nifas
c.
Merupakan
keadaan yang biasa pada masa nifas
d.
Tanda-
tanda bahaya pada masa nifas
e.
Tanda-
tanda yang normal pada masa nifas
5.
Seorang
bidan datang kerumah pasien yang bernama NY. R, kemudian bidan tersebut
memberikan penyuluhan masa nifas tentang sumber pengatur dan pelindung.
Berdasarkan kasus diatas yang tidak termasuk dari sumber pengatur dan
pelindunng adalah…
a.
Mineral
b.
Vitamin
c.
Air
d.
Protein
e.
Karbohidrat
6.
Seorang
bidan menganjurkan kepada seorang pasien untuk banyak- banyak mengkonsumsi
mineral. Berdasarkan kasus diatas jenis- jenis mineral yang penting adalah,
kecuali…
a.
Zat
kapur
b.
Pospat
c.
Yodium
dan kalsium
d.
Diperoleh
dari keju dan yodium
e.
Keju
7.
Seorang bidan menganjurkan kepada pasiennya
yang sedang menjalani masa nifas untuk mengkonsumsi protein. Berdasarkan kasus
diatas apakah tujuan dari protein di konsumsi ibu pada masa nifas…
a.
Untuk
sumber pengaturan dan pelindung
b.
Untuk
sumber nutrisi
c.
Untuk
sumber pembangun
d.
Untuk
sumber tenaga
e.
Untuk
sumber pelindung
8.
Berdasarkan kasus diatas dari manakah di
dapatkan protein, kecuali…
a.
Susu
b.
Telur
c.
Keju
d.
Zat
kapur
e.
Zat
besi
9.
Bidan datang kerumah pasiennya yang bernam NY.
S untuk mendeteksi adanya perdarahan. Berdasrkan kasus diatas pada jam
berapakah dilakuakan kunjungan setelah melahirkan…
a.
5-6
jam
b.
6-7
jam
c.
7-8
jam
d.
10-9
jam
e.
4-5
jam
10. Seorang bidan melakukan tindak lanjut asuhan nifas dengan melakukan
kunjungan kerumah pasiennya. Berdasarkan kasus diatas kegiatan yang dilakukan
selama kunjungan meliputi, kecuali…
a.
Penelitian
b.
Pencegahan
c.
Pendeteksian
d.
Penanganan
masalah yang terjadi pada masa nifas
e.
Pencegahan
komplikasi yang mungkin pada masa nifas
11.
·
Dimana
ibu melahirkan
·
Siapa
yang memberi asuhan
·
Komplikasi
selama hamil, bersalin, dan setelah melahirkan
·
Jenis
persalinan apakah spontan, vacuum, sc
·
Robekan
atau episiotomy
Diatas
merupakan langkah- langkah pengambilan riwayat pada hari 2- 6 hari yang
merupakan tentang…..
a.
Riwayat
tentang kelahiran
b.
Riwayat
apa yang dirasakan ibu
c.
Ibu
mengkonsumsi zat besi
d.
Mengkonsumsi
obat- obatan yang lain
e.
Riwayat
persalinan
12. Dibawah ini merupakan tanda- tanda bahaya pada masa nifas,
kecuali….
a.
Kelelahan,
kesulitan tidur
b.
Sakit
kepala terus menerus
c.
Nyeri
pada bagian pinggul
d.
Nyeri
pada bagian abdomen
e.
Kelelahan
13. Di bawah ini yang perlu kita kasih tau kepada ibu sebelum memberi
KB adalah kecuali…
a.
Bagaiman
metode ini dapat mencegah kaehamilan
b.
Metode
mempermudah terjadinya kehamilan
c.
Kerugian
dan keuntungan
d.
Efek
samping
e.
Agar
kehamilan cepat
14. Senam nifas yang paling aman untuk memperkuat dasar panggul adalah…
a.
Senam
panggul
b.
Senam
kegal
c.
Senam
inti
d.
Senam
kegel
e.
Senam
khusus
15. Dengan berdiri dengan
tungkai dirapatkan, kencangkan otot-otot pantat dan pinggul tahan sampai 5
hitungan, kendorkan dan ulangi lagi. Latihan sebanyak 5 kali, ini merupakan
cara senam pada masa nifas yaitu senam…
a.
Senam
pegal
b.
Senam
kegal
c.
Senam
inti
d.
Senam
kegel
e.
Senam
otot
16. Yang dimulai setelah
plasenta lahir dan berakhir ketika alat- alat kandungan kembali seperti keadaan
sebelum hamil, yang berlangsung kira-kira 6 minggu lamanya. Ini merupakan….
a.
Masa
postpartum
b.
Masa
partus
c.
Masa
nifas
d.
Masa
inpartu
e.
Masa
hamil
17. Sejak kapan bisa dilakukan
kunjungan rumah pada asuhan nifas…
a.
23
jam
b.
24 jam
c.
25
jam
d.
26
jam
e.
27
jam
18. Dibawah ini merupakan kunjungan ulang ke I pada tindakan lanjut
asuhan nifas….
a.
Dilakukan
pada 6-8 jam setelah ibu melahirkan
b.
Cegah
dan deteksi adanya perdarahan
c.
Lakukan
konseling untuk mencegah perdarahan
d.
Melakukan
evaluasi normalitas puerperim
e.
Melakukan
pengawasan
19. Lakukan hubungan ibu dan
bayi motivasi insisasi dini serta jaga bayi dari keadaan hipotermi, ini
merupakan dari kunjungan rumah dari….
a.
Kunjungan
ke I
b.
Kunjungan
ke II
c.
Kunjungan
ke III
d.
Kunjungan
ke IV
e.
Kunjungan
ke V
20. Apakah keuntungan dilakukan
kunjungan rumah pada tindak lanjut asuhan rumah…
a.
Bidan
dapat melihat dan berinteraksi langsung dengan anggota keluarga
b.
Lingkungan
yang alami dan aman bidan dapat mengetahui sifat- sifat dari anggota keluarga
c.
Besarnya
biaya untuk menunjungi pasien yang jaraknya jauh
d.
Terbatasnya
jumlah bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
e.
Lebih
menguntungkan
JAWABAN
1.
D
2.
B
3.
B
4.
D
5.
D
6.
D
7.
C
8.
D
9.
C
10.
A
11.
A
12.
C
13.
B
14.
D
15.
D
16.
C
17.
B
18.
D
19.
A
20.
A
Langganan:
Postingan (Atom)